Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Singaperbangsa Karawang menghadirkan program unggulan bertajuk SIHAPORI (Sistem Penghancur Sampah Organik dan Biopori) sebagai solusi kreatif terhadap permasalahan pengelolaan sampah organik, terutama sampah dedaunan, di Desa Cikadu, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Purwakarta.
SIHAPORI merupakan inovasi sederhana, tetapi efektif yang memadukan alat penghancur sampah organik buatan mahasiswa dengan pembuatan lubang biopori di area strategis desa. Program ini bertujuan untuk mempercepat proses penguraian sampah organik sekaligus meningkatkan resapan air tanah.
Alat penghancur sampah organik yang digunakan dalam program ini dirancang secara manual dan ramah lingkungan, memudahkan warga dalam mengolah limbah organik yang ada di lingkungan desa Cikadu menjadi bahan kompos alami. Setelah dihancurkan, sampah tersebut dimasukkan ke dalam lubang biopori yang telah dibuat di sekitar rumah warga dan fasilitas umum.
“Melalui SIHAPORI, kami ingin mengedukasi masyarakat bahwa sampah organik, khususnya dedaunan atau bekas tumbuhan tidak harus dibakar atau dibuang begitu saja. Dengan sedikit pengolahan, bisa jadi pupuk yang bermanfaat bagi tanah,” ujar Herdi Herdiansah, selaku Penanggung Jawab Program Kerja.
Program ini mendapat apresiasi dari perangkat desa dan warga setempat. Beberapa warga bahkan tertarik untuk melanjutkan praktik pembuatan biopori di halaman rumah atau bahkan di kebun mereka secara mandiri setelah mendapatkan pelatihan langsung dari mahasiswa.
“Saya setuju dengan diadakannya Teknologi Tepat Guna (TTG) ini karena memang untuk mengatasi beberapa masalah utama di desa khususnya masalah terkait kebersihan lingkungan. Dan kami (aparatur desa) bersedia untuk meneruskan TTG tersebut untuk keperluan kebersihan lingkungan dan kesejahteraan warga desa Cikadu,” Ujar bapak Dede Irpan, selaku Sekretaris Desa Cikadu.
Selain berkontribusi terhadap pengurangan sampah dan pencemaran lingkungan, SIHAPORI juga berperan dalam memperbaiki kualitas tanah dan menjaga ketersediaan air tanah. Melalui langkah kecil ini, mahasiswa KKN berharap dapat meninggalkan dampak berkelanjutan bagi lingkungan desa.